Maura (2’9) tahun, balita penderita gizi buruk asal Kelurahan Pantoloan Boya, Kecamatan Tawaeli, Kota Palu, akhirnya sembuh dan dipulangkan ke rumahnya setelah dirawat intensif selama 20 hari di Rumah Sakit Madani Palu.
Maura sebelumnya ditemukan melalui program Sistem Informasi Pembangunan Berbasis Masyarakat (SIPBM) atas kerjasama Yayasan Karampuang, UNICEF dan Bappeda Kota Palu.
Pola pendataan SIPBM dilakukan melalui sensus rumah tangga berbasis android. Sebuah sistem untuk memperoleh data mikro yang valid dan reliable sebagai bahan dasar intervensi pembangunan daerah.
Maura resmi dipulangkan ke rumah, Senin 31 Agustus 2020. Sekretaris Kota (Sekkot) Palu, H Asri Lawaya berkesempatan menjemput kepulangan Maura di RS Madani.
Direktur RS Madani Palu, Irwansyah Parampasi mengatakan, selama perawatan, berat badan balita Maura terus bertambah. Dan, kini mencapai hingga mencapai 3 kg.
“Saat masuk, balita Maura hanya bisa menangis bahkan sekedar duduk saja sulit. Tapi saat ini sudah bisa berlari, tertawa dengan riang gembira sebagaimana lazimnya anak kecil,” kata Irwansyah.
Kepala Bidang Data dan Informasi Bappeda Kota Palu, Ibnu Mundzir mengatakan, SIPBM sangat efektif untuk menemukenali lokus, modus dan tempos permasalahan pembangunan, yang berbasis rumah tangga (house hold) sebagai entitas organisasi terkecil ditingkat masyarakat.
Sebab jelasnya, jika mengambil informasi di luar data mikro pembangunan, maka “misleading” perencanana sangat memungkinkan terjadi.
“Jika mengambil sasaran intervensi perencanan yang tidak berbabis data mikro, andaikan berhasil maka itu hanya kebetulan saja,” terangnya.
Selain Sekkot Palu, penjemputan pasien anak Naura juga dihadiri Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Irmawati Petalolo, serta dari dinas teknis lainnya seperti Dinas Kesehatan, Bappeda, Badan PPKB, Camat Tawaili dan Lurah Pantoloan Boya.
Sekkot mengatakan, inisiatif penjemputan ini merupakan bentuk kepedulian dan rasa empati serta bukti nyata bahwa pemerintah harus selalu hadir untuk mememuhi keperluan warganya, khususnya dibidang kesehatan dan pendidikan.
Dia menegaskan, tak boleh lagi ada kasus gizi buruk seperti ini lantaran lambatnya deteksi di lini lapangan serta penanganan.
“Karena Pemkot Palu menurutnya sudah mengalokasikan pembiayaan untuk mengatasi hal serupa,”tegas Sekkot.
Dia meminta semua pihak harus bersinergi, dan informasi dilapangan harus secepatnya ditindaklanjuti. Agar nantinya penanganan bisa lebih mudah dilakukan secara terintegrasi.
“Pimpinan wilayah tidak boleh tidak mengetahui kondisi warganya. Daun yang jatuh sekalipun di wilayahnya, pimpinan wilayah harus tahu,”tegasnya lagi.
Saat penjemputan, balita Maura mendapat bantuan perlengkapan balita, susu, kasur dan uang tunia yang dihimpun secara swadaya dari kalangan ASN lingkup Pemkot Palu.
Sekkot menambahkan, dalam waktu dekat Pemkot Palu juga akan melakukan bedah rumah dan sarana sanitasi lainnya.
“Semoga apa yang dilakukan ini menjadi amal jariah bagi para darmawan,”demikian Sekkot.