Kota Metro raih dua penghargaan dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia (RI). Penghargaan acara penghargaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) bertajuk Percepatan ODF (Bebas Buang Air Besar Sembarangan).
Dua kategori penghargaan diraih adalah STBM Berkelanjutan dan STBM Berkelanjutan Kategori Supply. Wali Kota Metro Wahdi, mengucapkan terima kasih pada Kemenkes RI dan seluruh elemen masyarakat Metro yang menjadi garda terdepan terciptanya STBM berkelanjutan.
“Terima kasih masyarakat sudah sadar akan pentingnya kesehatan dan tidak buang air besar sembarangan,” kata Wahdi, Minggu (17/10/2021).
1. Pentingnya mengubah kesadaran dan pengetahuan
IDN Times/Istimewa
Wahdi mengatakan, setiap daerah memiliki masalah terkait sanitasi. Namun, pihaknya menganggap Kota Kota Metro mampu membentuk pola pikir dan kesadaran tentang kesehatan cukup baik pada masyarakat.
“Memang membangun itu butuh waktu, butuh kesabaran, saya kira itu problematiknya setiap daerah. Jadi yang diubah pengetahuannya dan kesadaran dulu. Kalau sudah tahu, sudah punya nilai manfaat tentu dikejar untuk dilaksanakan,” terangnya.
2. Buat perwali dukung program STBS
IDN Times/Helmi Shemi
Untuk melaksanakan STBM 5 Pilar menurut Wahdi, di Kota Metro menerapkan pola kolaborasi mulai dari tingkat RT, kemudian sinergi antara pihak swasta melalui forum CSR. Pemerintah Kota Metro juga sudah memiliki Perwali untuk mendukung program STBS.
“Tantangan Kota Metro itu, kawasan perkotaan menjadi permasalahan kompleks sanitasinya. Kemudian BABS masih dalam posisi 11 persen di kawasan pendudukan, kesadaran PHBS, dan seolah-olah menjadi tupoksi Dinas Kesehatan saja,” ujarnya.
Wahdi meyakinkan, kendala-kendala itu seiring berjalannya waktu dapat diselesaikan, sejak program STBS tahun 2012. Sehingga Kota Metro mulai berbenah dalam segi STBS.
3. Tingkat ODF sudah 89,1 persen
Ilustrasi instalasi pengolahan lumpur tinja. (tangerangkota.go.id)
Menurut Wahdi, dari survei EHRA 2013 pada awal program, sebagai Baseline Program STBM Kota Metro peningkatan pilar yakni, Pilar ODF sudah di angka 89,1 persen, sharing 5,2 persen.
Kemudian, pilar cuci tangan pakai sabun sudah (CTPS) 24.0 persen, pilar pengelolaan makanan dan minuman rumah tangga 62.1 persen, pilar pengelolaan sampah rumah tangga 18.5 persen dan pilar pengelolaan limbah cair rumah tangga 76,6 persen.
4. Buat inovasi pemberdayaan
IDN Times/Oetoro Aji
Wahdi menambahkan, pasca Program STBM juga dilakukan inovasi. Mulai dari limbah tinja, ketersediaan pengelolaan sampah, adanya Bank Sampah, peningkatan kapasitas masyarakat, peternakan ulat maggot, lele dan lainnya.
“Kata kuncinya adalah pemberdayaan. Kami juga melaksanakan kebijakan pembangunan sanitasi, inovasi program jama PAI, alokasi anggaran sanitasi, SK Walikota tentang Pokja sanitasi dan Garda sanitasi. Serta dukungan masyarakat, PKK, Dhasawisma, Karang Taruna, tokoh masyarakat dan tokoh agama,” paparnya.
Sumber : https://lampung.idntimes.com/news/lampung/silviana-4/cara-kota-metro-terapkan-5-pilar-stbm-kolaborasi-berbagai-pihak/4