Negara Indonesia menempati posisi kedua dengan angka kematian COVID-19 di Asia Pasifik sebesar 4,76% dan kasus COVID-19 per tanggal 31 Juli 2020 pada posisi ke-24 di dunia sebanyak 107,680. Provinsi Jawa Timur menduduki posisi tertinggi kedua setelah DKI Jakarta yaitu 22,035 kasus. Kabupaten Gresik menduduki posisi ketiga setelah Kota Surabaya dan Kabupaten Sidoarjo dengan jumlah 1.583 kasus. Salah satu destinasi wisata yang menjadi rekomendasi cagar budaya nasional adalah Benteng Lodewijk yang berlokasi di Tempat Wisata Exotic Mengare Kecamatan Bungah Kabupaten Gresik. Berkumpulnya masyarakat di tempat wisata menjadikan pergerakan yang berisiko tinggi penularan COVID-19. Hal yang menjadi prioritas saat wisatawan berwisata yaitu berdasarkan atas kebutuhan fisiologis, kebutuhan keamanan dan keberlangsungan hidup (kebersihan dan kesehatan). Oleh karena itu tuntutan dalam berwisata harus dapat diantisipasi dan mampu dipahami oleh seluruh pemangku kepentingan industri pariwisata. Penerapaan higiene dan sanitasi tempat-tempat umum merupakan pencegahan utama yang dapat di lakukan.
Oleh karena itu, dibetuknya peraturan Kemenkes RI Nomor Hk.01.07/Menkes/382/2020 tentang Protokol Kesehatan Bagi Masyarakat di Tempat dan Fasilitas Umum dalam Rangka Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus Disease 2019 (COVID-19). Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji terkait gambaran higiene sanitasi kesehatan lingkungan pada masa pandemi COVID-19 di Tempat Wisata Exotic Mengare. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan metode observasi pada kondisi sanitasi di Tempat Wisata Exotic Mengare, angket pada 43 responden yang terdiri dari 30 orang karyawan wisata dan 13 orang wisatawan dan uji laboratorium satu sampel air pada kran di Tempat Wisata Exotic Mengare. Variabel Sanitasi yang diteliti dalam penelitian ini adalah fasilitas cuci tangan, sarana physical distancing, ketersediaan air bersih menurut parameter fisik, fasilitas toilet, saluran pengolahan air limbah, keberadaan vektor/rodent, disinfektan, pengolahan sampah, sarana promosi kesehatan dan sanitasi fasilitas kesehatan.
Sedangkan variabel higiene personal adalah pemeriksaan suhu tubuh, APD, kebersihan tubuh, perilaku mencuci tangan, physical distancing dan disinfektan. Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi, kuisioner dan lembar hasil uji laboratorium. Hasil penelitian dari higiene personal responden di Tempat Wisata Exotic Mengare yaitu responden yang memiliki kategori kurang terdapat pada variabel perilaku mencuci tangan dengan jumlah 15 karyawan wisata (50%) dan 6 wisatawan (46,1%), variabel physical distancing dengan jumlah 13 karyawan wisata (43,3%) dan 6 wisatawan (46,2%), variabel disinfektan dengan jumlah 15 karyawan wisata (50%) dan 13 wisatawan (100%). Responden yang memiliki kategori cukup terdapat pada variabel pemeriksaan suhu tubuh dengan jumlah 30 karyawan wisata (100%) dan 13 wisatawan (100%), variabel APD dengan jumlah 23 karyawan wisata (76,7%) dan 7 wisatawan (53,8%).
Responden memiliki kategori baik terdapat pada variabel kebersihan tubuh dengan jumlah 18 karyawan wisata (60%) dan 10 wisatawan (76,9%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi sanitasi di Tempat Wisata Exotic Mengare yang belum memenuhi syarat yaitu terdapat pada variabel sarana physical distancing (33,33%), fasilitas toilet (30,8%), saluran pengolahan air limbah (0%), keberadaan vektor/rodent (0%), sarana promosi kesehatan (0%), fasilitas kesehatan (0%) dan disinfektan di tempat wisata berdasarkan pernyataan karyawan (6,7%) dan wisatawan (0%). Sedangkan yang memenuhi syarat yaitu fasilitas cuci tangan (50%), ketersediaan air bersih di lihat dari parameter fisik (100%) dan pengolahan sampah (77,8%). Hasil uji laboratorium tentang kandungan bakteri total Colifrom pada air kran di Tempat Wisata Exotic Mengare menunjukkan bahwa satu sampel tersebut positif mengandung bakteri total Colifrom 58/100 ml dengan batas maksimal kandungan bakteri Colifrom 10/100 ml pada perpipaan.
Sumber : https://repository.unej.ac.id/handle/123456789/110067