Era modern saat ini, sosok kartini berperan penting pada program pemerintah membuat Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas).
Salah satunya Yuyun Yuningsih, Sekretaris Kelompok Pengelola Sistem Penyediaan Air Minum dan Sanitasi – KPSPAMS ‘Banjar Wijaya’ Desa Putat, Kab. Cirebon, Jawa Barat, yang merupakan Desa Pamsimas Tahun 2018. Sebelum adanya program Pamsimas, masyarakat di desa ini sangat sulit untuk mendapatkan pasokan air yang layak minum, lebih-lebih saat musim kemarau. Masyarakat selalu antri dan harus berjalan jauh untuk mendapatkan air bersih.
Kondisi ini kemudian memotivasi Yuyun untuk membantu masyarakat Desa Putat agar bisa mendapatkan pelayanan air minum dengan mudah. Dia pun berusaha untuk mengajak masyarakat di sana untuk menjalankan program Pamsimas. Dia mendekati kaum perempuan di desa itu dengan sering hadir dalam pengajian, kegiatan Posyandu, dan kegiatan-kegiatan ibu PKK lainnya.
Kesabaran, kegigihan, dan keinginan kuat Yuyun dan para pengurus KPSPAMS untuk mengubah paradigma masyarakat terhadap program Pamsimas pun membuahkan hasil. Masyarakat akhirnya mau berpastisipasi dalam seluruh tahapan kegiatan Pamsimas, termasuk membayar iuran. Saat ini, warga masyarakat sudah dapat menikmati air minum di rumah masing-masing dengan cukup memutar kran.
Hal serupa juga ditunjukkan masyarakat perempuan di Desa Yagabur, Kec.Kelila, Kab. Mamberamo Tengah, Papua. Desa ini merupakan penerima dana Hibah Insentif Desa (HID) tahun anggaran 2020. Para perempuan di desa ini begitu antusias terlibat dalam pembangunan sarana air minum dan sanitasi. Kontribusi perempuan ditunjukkan dengan menyumbangkan tenaga mereka untuk mengumpulkan dan mengangkut material lokal berupa pasir dan batu kali.
Untuk mengumpulkan material lokal tersebut, para perempuan Desa Yagabur harus berjalan sejauh satu kilo meter ke sungai di balik lembah. Perjalanan yang ditempuh cukup curam dan terjal, mereka harus melewati hutan, dan jalan yang berliku. Namun, para perempuan di desa ini sudah terlatih menempuh jalan terjal tersebut dengan membawa karung plastik serta ‘noken.’
“Perempuan memiliki kesempatan berpartisipasi pada program Pamsimas artinya memiliki peluang atau kesempatan untuk terlibat dalam setiap kegiatan termasuk kesempatan untuk mengeluarkan pendapat, menjadi pengurus pada kelembagaan program tanpa membedakan jenis kelamin dan latar belakang sosial,” ujar Dr Ir Yudha Mediawan, M Dev Plg, selaku Direktur Air Minum Ditjen Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
“Perempuan memiliki kontrol atas pembangunan berarti memiliki kewenangan penuh untuk mengambil keputusan atas penggunaan dan hasil sumber daya serta memperoleh manfaat yang setara dan adil,”terangnya.
Sumber : https://rm.id/baca-berita/etalase-bisnis/73065/sosok-kartini-dalam-pembangunan-air-minum-dan-sanitasi-di-pedesaan