Data terbaru Dinas Kesehatan Kabupaten Brebes mencatat, saat ini baru 78,52 persen yang baru memiliki jamban atau sanitasi layak. Artinya, saat ini masih ada 21,48 persen atau sekitar 124.185 Kepala Keluarga (KK) dari total 474.006 KK di wilayah penghasil bawang merah ini belum memiliki jamban. Jumlah itu berkurang dibandingkan dengan awal Juli 2018, di mana sejumlah 138.387 KK di Kabupaten Brebes masih buang air sembarangan. Jumlah itu menunjukkan Kabupaten Brebes menempati peringkat nomor 3 terbawah di Jawa Tengah sejak awal 2018, setelah Kabupaten Wonosobo dan Banjarnegara.
Kasi Sanitasi Dinas Kesehatan Brebes, dr Mukhtar, mengatakan jamban merupakan sanitasi dasar penting yang harus dimiliki setiap masyarakat. Di suatu wilayah ada rumah yang sudah memiliki jamban, ada yang belum memiliki jamban. Perlu ada gerakan mobilisasi masyarakat dalam rangka kepemilikan jamban sehat keluarga.”Tidak adanya jamban di setiap rumah tangga bukan semata faktor ekonomi. Tapi karena belum adanya kesadaran masyarakat untuk menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS). Di wilayah selatan khususnya, warga memiliki kloset, tapi pembuangannya ke sungai.
Itu sama saja buang air sembarangan,” ucap Mukhtar, Selasa, (8/12).Pemkab Brebes, kata dia, melalui Dinas Kesehatan sudah melakukan berbagai upaya. Salah satunya dengan dana stimulan yang diberikan kepada masyarakat yang belum memiliki jamban. Sepanjang tahun 2017, terjadi peningkatan cakupan jamban sekitar 3 persen. Sementara tahun 2018 hingga kini terjadi peningkatan sekitar 4 persen. “Cakupan jamban tahun 2015 itu 52 persen. Cakupan kepemilikan jamban terus naik hingga sampai saat ini sudah 78,52 persen. Target tahun 2019 ini cakupan jamban di Brebes harus sudah 85 persen. Ini cakupan yang sudah lebih baik,” katanya.Mukhtar memaparkan, jumlah KK yang belum memiliki jamban masih banyak. Padahal, per tahun dana stimulan untuk pembuatan jamban kepada kurang lebih 3.000 KK. Satu persen KK di Brebes itu berarti 5.000 KK.
Tahun 2018, Dinkes Brebes mengalokasikan 535 jamban, Dinperwaskim 1.000 jamban, dan bantuan gubernur 300 jamban. Alokasi jamban sehat juga dilakukan oleh sejumlah BLUD di Brebes.Data Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) Indonesia menyebutkan jika di Kabupaten Brebes, ratusan ribu KK tersebut tidak memiliki jamban dan jumlah yang memiliki jamban melebihi 80 persen dari jumlah KK yang ada, berarti wilayah tersebut termasuk wilayah yang cukup baik dalam hal pembuangan kotoran manusia.”Karena selama ini alasan utama yang selalu diungkapkan masyarakat terkait kepemilikan jamban keluarga adalah tidak mempunyai uang. Padahal faktornya bukan itu saja,” ujarnya.
Kondisi sanitasi tak layak ini seperti terjadi di Desa Kluwut, Kecamatan Bulakamba. Di desa yang padat penduduk itu terdapat banyak sanitasi terapung di atas sungai. Kondisi kontras ini ditanggapi oleh kepala desa setempat, Isa Ansori. Dia mengakui bahwa banyaknya jobong atau jamban terapung sebagai tempat buang air besar (BAB) dikarenakan banyak warga prasejahtera. “Faktor utamanya banyak warga yang belum mampu membuat jamban. Ada juga warga yang sudah mampu tapi memilih buang air di situ,” .