Sanitasi masih menjadi masalah besar di Indonesia. Tidak hanya di daerah-daerah pedalaman, di kota-kota besar pun masalah sanitasi masih belum teratasi baik.
Salah satu hal yang paling utama dari masalah sanitasi buruk di Indonesia adalah banyaknya perilaku Buang Air Besar Semabarangan (BABS) yang biasanya masih kerap terjadi di masyarakat dengan tingkat ekonomi rendah.
“BABS sangat memberikan pengaruh pada kehidupan kita dan juga anak-anak kita,” ujar Lilik Trimaya, UNICEF WASH Program Officer di Senayan, Jakarta.
BABS dapat membawa penyakit tak hanya diri sendiri tapi juga orang lain. Penyakit tersebut dapat menular melalui lalat, air sungai yang terkena BABS, maupun cuci tangan yang tidak bersih.
“BABS dapat memberikan penyakit bagi orang lain seperti diare dan pneumonia. Dampak buruknya juga di Indonesia saat ini terdapat setiap tahunnya 136.000 hingga 190.000 anak balita meninggal dunia,” jelas Lilik.
Kematian yang disebabkan diare, 88 persen disebabkan karena air kotor, sanitasi buruk, dan kurangnya fasilitas air bersih.
“Tidak ada alasan untuk tidak bertindak dan memperbaiki akses ke toilet bahkan di masyarakat yang paling miskin atau dalam keadaan darurat sekalipun,” ucap Aidan Cronin, Ketua UNICEF WASH.
Menurut data PBB tahun ini, sebanyak 2,4 miliar orang di dunia tidak memiliki sanitasi yang memadai dan satu miliar orang masih buang air besar di tempat terbuka. Indonesia sendiri berada di peringkat kedua setelah India yang masih melakukan buang air besar sembarangan.
Sumber : https://www.medcom.id/rona/kesehatan/JKRoEzQN-bahaya-sanitasi-yang-buruk-untuk-kesehatan