Jam menunjukkan pukul 9 tepat pada pagi hari. Pak Ucup dan timnya siap berangkat: APD telah dikenakan dan alat disinfeksi sudah di tangan. Puskesmas setempat menjadi lokasi tujuan mereka hari itu.
Pak Ucup dan 12 anggota kelompoknya mendisinfeksi tempat-tempat publik setiap hari, seperti rumah sakit, puskesmas, masjid, bangunan pemerintah, dan pasar. Sebelum pandemi, tim ini aktif melakukan fogging di wilayah-wilayah perumahan untuk mencegah demam berdarah.
“Kegiatan ini [disinfeksi] sangat membantu pelayanan kami dan mencegah penularan COVID-19 di tempat kami,” kata Emi, seorang bidan puskesmas.
Melalui pencegahan dan pengendalian virus yang lebih ketat, disinfeksi membantu menurunkan penularan di lingkungan rumah sakit. Dalam suatu kerja sama antara UNICEF dan pemerintah daerah, upaya sanitasi prasarana dan sarana publik menyentuh 48 fasilitas kesehatan dalam hanya sepekan, termasuk 27 rumah sakit dan 21 poskesdes yang belum pernah menerima dukungan ini sebelumnya. Namun, angka-angka itu jauh dari cukup. UNICEF harus terus melanjutkan kerjanya untuk menekan penyebaran COVID-19—dan kami bertekad untuk tidak berhenti, dengan bantuan dari pada pendukung seperti Anda. Ibu dan anak tidak sepatutnya jatuh sakit karena masalah kebersihan. Dapatkah UNICEF mengandalkan dukungan Anda untuk mencegahnya?
Pak Ucup mengaku, pada awal kegiatan, timnya sempat merasa was-was karena sebagian besar tidak memiliki APD yang layak. Namun mereka menolak gentar dan tetap melanjutkan disinfeksi.
“Ada yang memilih tidak pulang dan tidur di kantor kalau habis mendisinfeksi rumah pasien COVID-19,” katanya. “Ada juga yang pulang, tapi tidak masuk rumah, malah tidur di teras.”
Kini, Pak Ucup dan tim telah menerima bantuan berupa APD yang memadai, sehingga mereka dapat terus mendisinfeksi tempat-tempat publik. Layanan yang mereka berikan amat penting untuk memitigasi pandemi.
Di tempat berbeda, jauh dari Pak Ucup, Gina yang berusia tujuh tahun mengerti bahwa mencuci tangan dengan sabun adalah langkah penting untuk menghindari penularan COVID-19. Pemahaman Gina tentang praktik penting ini datang dari Ibu Pat, seorang kader desa yang berdedikasi.
Ibu Pat telah menjadi kader sejak 2013 dan dikenal warga sebagai sosok yang gigih. Pada bulan ini, ia membantu membagi-bagikan sabun kepada warga desa dan mengajarkan cara mencuci tangan dengan baik. Upaya ini adalah bagian dari penanggulangan COVID-19 oleh pemerintah daerah yang didukung oleh UNICEF.
Pekerjaannya tentu tak selalu berjalan dengan mulus. “Ada warga desa yang menolak bertemu saya, terkadang bahkan kasar ucapannya,” kata Ibu Pat. “Tapi, yang paling sulit adalah menghadapi warga masyarakat yang keras kepala.”
Namun demikian, tantangan tersebut tidak menghentikan Ibu Pat. Hatinya gembira setiap kali ia dapat memastikan anak seperti Gina dan keluarganya tetap sehat.
Ibu Gina berharap pandemi dapat segera berakhir agar mereka dapat kembali berkegiatan di luar rumah dan mencari pendapatan tambahan. Bagi Gina, ia hanya ingin kesehariannya kembali normal dan dapat bertemu serta bermain dengan teman-temannya.
Sumber : https://www.unicef.org/indonesia/id/air-sanitasi-dan-kebersihan-wash/coronavirus/cerita/dari-barat-hingga-timur-bersama-melawan-covid-19