Persoalan sanitasi masih menjadi permasalahan besar di Indonesia, di mana masih banyak masyarakat yang belum memiliki akses toilet. Hal ini tentu berisiko besar mencemari lingkungan, mempengaruhi kesehatan hingga menyebabkan kematian bagi warga sekitar.
Menurut laporan World Bank’s Water and Sanitation Program (WSP) dalam Economic Impact of Sanitation in Indonesia, sanitasi buruk menjadi penyumbang bagi meningkatnya penyakit diare, di mana anak-anak menjadi korban terbanyak. Setidaknya ada empat dampak sanitasi buruk pada kesehatan antara lain penyakit diare, tifus, polio, dan penyakit cacingan. Untuk mencegah meluasnya dampak tersebut, masyarakat perlu memiliki kesadaran terhadap pentingnya sanitasi.
”Masih banyak masyarakat yang tidak memiliki akses terhadap air bersih dan sanitasi layak. Sehingga buang air besar di ruang terbuka menjadi permasalahan global yang harus segera diatasi. Berbekal pengalaman 100 tahun memberikan akses terhadap toilet bersih dan higienis, Harpic berkomitmen untuk menjadi bagian dalam mengatasi krisis kebersihan dan sanitasi global ini. Tak hanya itu, kami menggandeng mitra seperti Water.org Indonesia, dan Koperasi Simpan Pinjam Mitra Dhuafa (Komida)meningkatkan kesadaran publik akan pentingnya perubahan perilaku hidup bersih dengan toilet dan sanitasi layak. Sehingga tidak ada lagi masyarakat yang buang air besar sembarangan,” papar General Manager Reckitt Benckiser Hygiene Home Indonesia, Karim Kamel, dalam acara Donasi dan Aksi Gerakan Toilet Bersih di Jakarta, dalam rilisnya baru-baru ini.
Pihaknya menambahkan sebagai langkah awal berkontribusi melalui kampanye Aksi Toilet Bersih. Kampanye ini dimulai dengan ide yang sederhana, dengan membeli dua produk Harpic untuk membersihkan toilet rumah melalui e-commerce Shopee dan Lazada, pembeli berkesempatan untuk menyumbangkan satu produk yang sama bagi mereka yang membutuhkan akses terhadap toilet bersih. Kampanye ini dimulai sejak 27 November sampai dengan 30 Desember 2019 dan berlangsung di seluruh Indonesia. Dari kampanye tersebut, Harpic berhasil mengumpulkan 3.545 produk yang setelahnya akan didonasikan kepada KSP Komida.
”Kampanye ini tidak hanya sekedar membeli dan mendonasikan produk, namun juga sebagai gerakan peningkatan kesadaran akan pentingnya akses sanitasi layak bagi
kesehatan masyarakat. Dengan turut serta dalam kampanye ini, masyarakat tak hanya mendapatkan toilet rumah yang 10 kali lebih bersih namun secara bersamaan berkotribusi untuk memberikan akses terhadap toilet dan sanitasi bersih bagi saudara kita yang membutuhkan,” ujar Marketing Director Reckitt Benckiser Hygiene Home Indonesia, Luis Ramirez.
Operations Director Water.org Indonesia, Don Johnston, mengatakan Indonesia adalah negara terpadat keempat di dunia dimana hampir 28 juta orang kekurangan air bersih. Dan 71 juta orang tidak memiliki akses ke fasilitas sanitasi yang lebih baik. Dan bagi jutaan keluarga Indonesia yang berpenghasilan rendah, sambungan atau sumur air baru dan toilet yang lebih baik tidak dapat dijangkau. Sehingga dibutuhkan bantuan investasi dari berbagai pihak.
Sementara itu, Direktur Operasional KSP Komida, Sugeng Priyono, menambahkan, dari 735.957 anggota yang tersebar di 287 kabupaten dan daerah di Indonesia, hanya 551.435 anggota yang memiliki toilet dan septictank. Sedangkan ada 105.821 anggota memiliki toilet namun tidak tersambung septictank dan 78.701 anggota yang belum memiliki toilet.
”Masih banyak anggota yang tidak mempunyai toilet ataupun sanitasi kurang layak, dan masih banyak perilaku buang air besar sembarangan di jamban samping sungai karena faktor kebiasaan. Jika terus dibiarkan, hal ini akan berpengaruh terhadap kesehatan keluarga dan anak-anak, karena penyakit diare akibat dari buang air besar sembarangan. Maka merupakan aksi nyata Komida dengan memfasilitasi anggota berupa pinjaman sarana air bersih dan sanitasi. Oleh karena itu kami sangat bersyukur Harpic turut ambil bagian dalam upaya menyediakan toilet yang lebih bersih bagi masyarakat melalui kampanye Aksi Toilet Bersih ini,” kata Sugeng.