Anda pasti percaya bahwa Jawa merupakan wilayah termaju di Indonesia. Tapi, jika Anda mencermati data Susenas 2016 dan 2020, Anda pasti heran masih banyak wilayah di Jawa yang memiliki sanitasi buruk. Ukurannya adalah jumlah rumah tangga yang memiliki sanitasi-layak di bawah 50 persen dari total rumah tangga di wilayah tersebut.
Badan Pusat Statistik (BPS) mendefinisikan fasilitas sanitasi-layak adalah fasilitas sanitasi yang memenuhi syarat kesehatan: digunakan oleh rumah tangga sendiri atau bersama dengan rumah tangga lain tertentu, dilengkapi dengan kloset jenis leher angsa, serta memiliki tempat pembuangan akhir tinja berupa tangki septik (septic tank).
Berdasarkan data Susenas yang diterbitkan BPS, Kota Sukabumi menduduki posisi terburuk dalam hal jumlah rumah tangga dengan sanitasi-layak. Memang, jika dilihat dari jumlah rumah tangga, angkanya meningkat dari 86.255 rumah tangga menjadi 90.753 rumah tangga.
Namun, jika dilihat persentasenya, malah terjadi penurunan. Posisinya pun naik, dari peringkat ke-4 terendah menjadi peringkat pertama. Tentu saja posisi ini tak layak disyukuri. Apalagi, angka masih sangat jauh jika dibandingkan dengan persentase rata-rata Jawa Barat yang sudah 71,4 persen.
Bahkan, dengan pencapaian 71,4 persen itu, Jawa Barat merupakan provinsi yang paling tertinggal dalam hal pemenuhan sanitasi-layak. Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan daerah yang paling bagus dengan persentase rumah tangga yang memiliki sanitasi layak sebesar 96,96 persen.
Pemerintah Kota Sukabumi, dengan bantuan Ditjen Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat memiliki Program Kotaku yang tujuannya adalah memperbaiki sarana air bersih dan sanitasi layak. Ada proyek percontohan di empat kelurahan dengan dana masing-masing Rp1 miliar.
Target program yang dilaksanakan mulai pertengahan 2020 ini adalah 100-0-100 yang artinya adalah 100 persen akses universal air minum, nol persen permukiman kumuh, dan 100 persen akses sanitasi layak. Namun, program tersebut berhasil meningkatkan jumlah rumah tangga dengan sanitasi layak, tapi belum pada persentasenya.
Air bersih dan sanitasi layak merupakan kebutuhan dasar manusia. Dua hal ini masuk dalam poin penting dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals/SDGs Goal No. 6, yakni penyediaan air minum dan sanitasi aman untuk semua.
Air bersih dan Sanitasi erat kaitannya dengan perilaku hidup bersih dan sehat, seperti mencuci tangan, membuang air besar dan sampah pada tempatnya. Sanitasi yang buruk akan mempengaruhi kesejahteraan manusia, perkembangan sosial dan ekonomi, bahkan hilangnya nilai kesadaran, dan sangat berhubungan erat dengan tingkat kemiskinan.
Sumber : https://lokadata.id/artikel/kota-sukabumi-wilayah-dengan-sanitasi-layak-terendah-di-jawa