Pascagempa, tsunami, dan likuifaksi di Palu, Sigi, Donggala Sulawesi tengah beberapa waktu lalu, kondisi masyarakat berangsur pulih. Begitu juga kondisi perekonomiannya. Meskipun masih terseok-seok, semangat warga untuk kembali membangun Palu sangatlah tinggi.
Saat ini, Palu memasuki masa transisi dari tanggap darurat (TD) ke rehabilitasi dan rekonstruksi (RR). Di masa transisi ini, pemerintah mulai merelokasi hunian warga yang rawan terkena bencana gempa bumi, tsunami, dan likuifaksi. Hingga saat ini, banyak warga yang masih tinggal di tenda pengungsian.Andri Adi, Manajer Program Kemanusiaan DT Peduli mengatakan, saat ini DT sedang konsen di pembangunan Family Shelter.
Setelah berkoordinasi dengan pihak pemerintah, DT Peduli diberikan kewenangan membangun shelter di daerah yang sudah aman dari bahaya kerentanan bencana, atau potensi bencananya ringan.Adapun jumlah Family Shelter yang akan dibangun DT Peduli yakni 300 unit untuk 300 kepala keluarga (penerima manfaat) di tiga lokasi yang berbeda. Pertama, di Posko Tatari, Desa Lero, Kec. Sindue, Kab. Donggala, akan dibangun 150 unit. Kedua, di Posko Induk, Desa Lero, Kecamatan Sindue, Kab. Donggala, akan dibangun 110 unit. Ketiga, di Posko Tongge, Desa Pantoloan Boya, Kec. Tawaeli, Kota Palu. Akan dibangun 40 unit.
Sumber : https://dtpeduli.org/memasuki-musim-hujan-inilah-harapan-warga-palu