Dalam hidup, kita sebagai manusia tentu sangat membutuhkan makanan. Makanan bisa membantu dalam perkembangan manusia, memenuhi asupan nutrisi, melancarkan fungsi tubuh, dan masih banyak lagi manfaat lainnya.
Namun, dengan banyaknya manfaat yang ada di dalamnya, makanan juga bisa menjadi sumber dari masalah kesehatan kita. Salah satu contoh yang paling sering terjadi adalah kasus keracunan makanan. Keracunan makanan ini disebabkan karena makanan yang telah terkontaminasi, baik sejak awal produksi, atau pun saat sedang diolah untuk dikonsumsi.
Untuk menghindari terjadinya keracunan makanan atau pun penularan penyakit lain melalui makanan, kita perlu memperhatikan kebersihan dari makanan. Salah satu caranya dengan menerapkan sanitasi makanan.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sanitasi adalah salah satu usaha untuk mengawasi faktor-faktor yang berasal dari lingkungan fisik yang akan berpengaruh kepada manusia, terutama hal-hal yang dapat memberikan efek merusak perkembangan fisik, kesehatan dan kelangsungan hidup. Upaya dalam sanitasi makanan antara lain adalah menjaga keamanan makanan dan minuman yang disediakan.
Dalam penerapannya, sanitasi makanan juga tidak bisa lepas dari higiene. Keduanya memiliki hubungan satu sama lain yang sangat erat. Dalam artikel kali ini, kami akan membahas mengenai sanitasi makanan dan higiene beserta tujuan dan enam prinsip higiene sanitasi makanan.
2 dari 4 halaman
Tujuan Sanitasi Makanan
Sanitasi merupakan suatu upaya yang meliputi tindakan-tindakan saniter yang ditunjukan pada semua tingkatan. Dalam sanitasi makanan, proses sanitasi dimulai sejak makanan mulai dibeli, disimpan,diolah, dan disajikan untuk melindungi agar tidak merugikan kesehatan para konsumen. Melansir dari dosenpendidikan.co.id, tujuan sebenarnya dari sanitasi makanan antara lain adalah:
- Menjamin keamanan dan kebersihan makanan
- Mencegah penularan penyakit
- Mencegah beredarnya makanan yang terkontaminasi dan merugikan masyarakat
- Mengurangi tingkat kerusakan atau pembusukan pada makanan
3 dari 4 halaman
Sanitasi dan Higiene
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, bahwa sanitasi dan higiene memiliki hubungan yang sangat erat satu sama lain. Apabila higiene seseorang baik, tetapi sanitasinya tidak mendukung, maka risiko terjadinya masalah kesehatan akan lebih tinggi. Higiene dan sanitasi memang memiliki tujuan yang sama, yaitu untuk mencegah terjadinya keracunan serta gangguan kesehatan lainnya yang diakibatkan karena adanya interaksi faktor-faktor lingkungan hidup manusia.
Meskipun memiliki tujuan yang sama, higiene dan sanitasi tetap memiliki sedikit perbedaan. Melansir dari differencebetween.net, higiene didefinisikan sebagai sekumpulan praktik kumulatif yang dianggap oleh sekelompok orang sebagai cara menuju hidup sehat atau kesehatan yang baik. Di sisi lain, sanitasi didefinisikan sebagai cara manusia mempromosikan hidup sehat dan kesehatan yang baik dengan mencegah kontak manusia dengan limbah dan bentuk lain dari mikroorganisme penyebab penyakit.
Singkatnya, kedua kata tersebut dimaksudkan untuk pencegahan dan meningkatkan kesehatan. Higiene seringkali dikaitkan dengan tubuh manusia. Kita menggunakan kata “higienis” untuk tubuh kita dengan menggosok gigi, mandi, dan lain sebagainya. Cuci tangan juga merupakan bagian dari higiene dan dianggap sebagai tindakan pencegahan universal dalam mencegah penularan mikroorganisme.
Sedangkan sanitasi untuk limbah manusia, limbah lingkungan, dan bentuk limbah lainnya. Jenis sanitasi yang berbeda-beda seperti sanitasi dasar yaitu pengelolaan tinja manusia, sanitasi on-site merupakan cara manusia membuang dan mengolah bentuk-bentuk sampah lainnya, sanitasi makanan yaitu penanganan makanan yang tepat, sanitasi lingkungan yang menempati industri sanitasi dan sejenisnya, dan terakhir, sanitasi ekologis yang mencoba meniru cara kerja alam melalui daur ulang kotoran manusia dan hewan menjadi bentuk materi yang lebih bermanfaat.
4 dari 4 halaman
Prinsip Higiene Sanitasi Makanan
Higiene sanitasi makanan merupakan upaya untuk menjaga atau mengendalikan faktor makanan, orang, tempat dan perlengkapannya, yang berisiko dapat menimbulkan penyakit atau gangguan kesehatan.
Dalam pengelolaan makanan, ada 6 prinsip higiene sanitasi yang harus diperhatikan. Prinsip higiene sanitasi tersebut kami kutip dari laman tpm.kemkes.go.id, yaitu:
- Pemilihan bahan baku makanan : Perlindungan terhadap bahan baku dari bahaya-bahaya bahan kimia atau pertumbuhan mikroorganisme patogen dan pembentukan toksin selama transportasi dan penyimpanan bahan baku mutlak diperhatikan. Bahan-bahan yang dimakan dalam keadaan mentah harus diangkut dan disimpan terpisah dari bahan baku lain dan bahan-bahan yang bukan bahan pangan. Bahan pangan harus dikirim sedemikian rupa sehingga mencegah pertumbuhan mikroorganisme patogen atau pembentukan toksin dengan mengatur lamanya waktu pengiriman, suhu dan aktivitas air (water aktivity=Aw) bahan baku.
- Penyimpanan bahan makanan : Kerusakan bahan makan dapat terjadi karena tercemar bakteri, karena alam dan perlakuan manusia, adanya enzim dalam makanan yang diperlukan dalam proses pematangan seperti pada buah-buahan dan kerusakan mekanis seperti gesekan, tekanan, benturan dan lain-lain. Untuk mencegah terjadinya kerusakan dapat dikendalikan dengan pencegahan pencemaran bakteri. Sifat dan karakteristik bakteri seperti sifat hidupnya, daya tahan panas, faktor lingkungan hidup, kebutuhan oksigen dan berdasarkan pertumbuhannya. Terdapat empat cara penyimpanan makanan sesuai dengan suhu yang dipersyaratkan, yaitu penyimpanan sejuk (cooling), penyimpanan dingin (chilling), penyimpanan dingin sekali (freezing), penyimpanan beku (frozen).
- Pengolahan makanan : Pengolahan makanan adalah proses pengubahan bentuk dari bahan mentah menjadi makanan yang siap santap. Pengolahan makanan yang baik adalah yang mengikuti kaidah dan prinsip-prinsip hygiene dan sanitasi.
- Pengangkutan makanan : Pengangkutan makanan yang sehat akan sangat berperan dalam mencegah terjadinya pencemaran makanan. Pencemaran pada makanan masak lebih tinggi risikonya daripada pencemaran bahan makanan. Oleh karena itu titik berat pengendalian yang perlu diperhatikan adalah pada makanan masak.
- Penyimpanan makanan : Bakteri akan tumbuh dan berkembang dalam makanan yang berada dalam suasana yang cocok untuk hidupnya sehingga jumlahnya menjadi banyak. Suasana yang cocok untuk pertumbuhan bakteri di antaranya suasana makanan banyak protein dan banyak air (moisture), pH normal (6,8-7,5), suhu optimum (10°-60°C). Bahaya terbesar dalam makanan masak adalah adanya mikroorganisme patogen dalam makanan akibat terkontaminasinya makanan sewaktu proses pengolahan makanan maupun kontaminasi silang melalui wadah maupun penjamah. makanan, kemudian dibiarkan dingin pada suhu ruangan. Kondisi optimum mikroorganisme patogen dalam makanan siap saji ini akan mengakibatkan mikroorganisme berlipat ganda dalam jangka waktu antara 1-2 jam.
Faktor risiko kejadian foodborne diseases yaitu pada proses pembersihan alat makan kontak dengan makanan. Faktor risiko juga dapat disebabkan oleh temperatur dan waktu penyimpanan tidak baik, rendahnya personal hygiene, dan alat makan yang tercemar. - Penyajian makanan : Makanan yang disajikan adalah makanan yang siap santap/laik santap. Laik santap dapat dinyatakan bilamana telah dilakukan uji organoleptik dan uji biologis. Dalam prinsip penyajian makanan wadah untuk setiap jenis makanan ditempatkan dalam wadah terpisah, dan diusahakan tertutup. Tujuannya agar makanan tidak terkontaminasi silang, bila satu makanan tercemar yang lain dapat diselamatkan, serta memperpanjang masa saji makanan sesuai dengan tingkat kerawanan pangan.
Sumber : https://www.merdeka.com/jabar/mengenal-sanitasi-makanan-beserta-tujuannya-ketahui-prinsip-higiene-sanitasinya-kln.html