• Skip to main content
  • Skip to primary sidebar

Kesling Kit

Sanitasi Masyarakat Sumatera Barat Dinilai Buruk

8 Agustus 2022 by wp_user

Hanya sekitar 56 persen masyarakat Sumatera Barat yang sudah mengakses sanitasi layak. Jumlah tersebut sekitar 2,3 juta pendudu Sumbar. Sedangkan masyarakat yang mengakses sanitasi aman, masih jauh dibawah itu atau dinilai masih buruk

Hal tersebut disampaikan dalam diskusi SNV Indonesia, PKBI dan Forum Editor Sumatera Barat. Jumat (19/7) sore. Hadir dalam diskusi tersebut Bambang Pujiatmoko dari SNV Indonesia, Firdaus Jamal, Direktur PKBI, Heranof Firdaus, Ketua Forum Editor dan belasan Pemred dan wartawan senior di daerah ini .

Dalam diskusi tersebut juga dikemukan, Sumbar ternyata memiliki masalah dalam persoalan sanitasi. Selain akses, berdasarkan data STBM Smart Kemenkes, 23 persen atau 1 juta orang penduduk Sumbar, masih buang air sembarangan.

“Ini merupakan prilaku yang sangat tidak sehat, karena banyak sumber penyakit yang berasal dari BAB, seperti diare, typus, kolera, cacingan, dan lain sebagainya” jelas Bambang Pujiatmoki, advisor SNV
Indonesia. SNV merupakan LSM berpusat di Belanda, dan fokus dalam persoalan sanitasi.
Sanitasi yang buruk, menurut Bambang berdampak luas kepada kesehatan masyarakat.

 “Beberapa persoalan seperti kematian bayi, air sumur yang tercemar virus e coli, pencemaran berat aliran sungai, stunting dan persoalan ekonomi disebabkan oleh sanitasi yang tidak diperhatikan,” kata Bambang.

Sementara itu, direktur PKBI, Firdaus Jamal menyebutkan dampak langsung dari persoalan sanitasi ini adalah terjadinya stunting atau tinggi badan yang tidak normal, akibat kekurangan gizi. Stunting ini bisa terjadi akibat diare sebelum umur 2 tahun, yang menyebabkan usus anak rusak. Sehingga asupan gizi tidak sempurna. Penyebab diare yang paling dominan adalah sanitasi.

“Di Sumatera Barat kita fokus pada 3 kabupaten untuk menurunkan angka kasus stunting ini, yaitu Pasaman, Pasaman Barat dan Kabupaten Solok. Salah satu cara yang kita lakukan adalah penyadaran terhadap sanitasi kepada masyarakat,” ungkap Firdaus Jamal.

Terkait persoalan ini, salah seorang anggota Forum Editor, Gusfen Khairul meminta agar pemerintah serius menangani persoalan sanitasi ini. “Harus ada gerakan bersama, kalau perlu libatkan dai dan ulama dalam sosialisasi,” jelasnya.

“Pemerintah memang harus serius, contohnya empat tahun lalu Indonesia berada di posisi 2 negara dengan sanitasi terburuk. Sekarang kata Menteri Bappenas, masih nomor 2,” sambung Eko Yanche Edrie.
Forum diskusi ini menyepakati akan dilakukan beberapa aksi tindak lanjut, sehingga persoalan sanitasi di Sumbar cepat diselesaikan

Sumber : https://www.padanginfo.com/2019/07/sanitasi-masyarakat-sumatera-barat.html

Filed Under: Tak Berkategori

Primary Sidebar

Pos-pos Terbaru

  • JAGA KEBERSIHAN MESJID UNTUK MENCEGAH PENULARAN COVID-19
  • Analisis Kualitatif Penerapan Higiene dan Sanitasi Penjamah Makanan Pondok Pesantren Al-Izzah Sebelum dan Selama Pandemi COVID-19.
  • Pengembangan media aplikasi promosi kesehatan interaktif berbasis kuis “higiene sanitasi vs covid-19” dan berita up date sebagai bentuk pencegahan virus corona pada remaja Kota Malang / Dewi Khoirun Nikmatus Z.
  • Program sanitasi UNICEF Dukung Provinsi NTT Cegah COVID-19 di 67 Sekolah Dasar di Kota Kupang
  • Kiat Hotel Bintang 5 Jaga Sanitasi Pasca Pandemi

Komentar Terbaru

Tidak ada komentar untuk ditampilkan.