Untuk itu, pemerintah Indonesia menetapkan target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 agar tercapai akses universal 100% air minum, 0% tanpa kumuh, dan 100% akses sanitasi yang layak.
“Sejak tahun 2005, Kementerian Kesehatan bersama dengan Bappenas, Kementerian Pekerjaan Umum & Perumahan Rakyat serta Kementerian Dalam Negeri mengusung konsep Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM). Salah satu penelitian mengungkapkan bahwa keberhasilan program STBM ini dipengaruhi oleh akses atau ketersediaan sanitasi, pengetahuan, dukungan sosial, sikap dan keyakinan masyarakat, misalnya untuk tidak melakukan buang air besar sembarangan.” ujar Dr. Imran Agus Nurali selaku Direktur Kesehatan Lingkungan, Kementerian Kesehatan saat ditemui Okezone, Rabu (29/11/17).
Menurut data yang dirilis oleh sekretariat STBM, hingga 2015 sebanyak 62 juta atau 53% penduduk desa belum memiliki akses terhadap sanitasi yang layak dan 34 juta diantaranya masih melakukan praktik buang air besar sembarangan.
Kebanyakan masyarakat yang tinggal di daerah timur dulunya sangat suka buang air besar sembarangan (babs). Karena itulah, banyak yang terjangkit penyakit akibat masalah pencernaan.
Yali Inggibal seorang penggiat perubahan di daerah timur menjelaskan, karena kebiasaan tersebutlah memicu berbagai penyakit yang mengancam kesehatan.
“Biasanya orang buang air besar di tanah belakang rumah, dapur, kebun, atau hutan. Tinja yang tidak dikubur akhirnya dihinggapi lalat yang juga menghinggapi makanan. Dan karena itu banyak anak yang yang mengalami muntah-muntah sampai mati.” tuturnya.
Tidak hanya di daerah perdesaan, Imran juga menjelaskan bahwa masyarakat perkotaan juga rentan terkena kontaminasi dari saluran sanitasi yang buruk. Banyak masyarakat yang memanfaatkan kali untuk membuang tinja daripada ke septic tank. Oleh karena itulah masyarakat di sekitaran bantaran kali kerap terserang penyakit akibat sanitasi yang buruk.
Sumber : https://health.okezone.com/read/2017/11/29/481/1822733/sanitasi-yang-baik-jadi-awal-indonesia-terhindar-dari-masalah-pencernaan