Sanitasi yang layak merupakan kebutuhan dasar dalam menunjang kesehatan manusia. Beberapa kajian menunjukkan hubungan signifikan antara sanitasi dengan kesehatan, sumber daya manusia, dan ekonomi. Terlebih pada masa pandemi Covid-19 di mana akses terhadap sanitasi amat erat kaitannya dengan upaya memutus mata rantai penularan virus.
Di Indonesia sendiri, sanitasi masih menjadi masalah yang penting untuk diperhatikan. Masalah sanitasi yang ada di Indonesia antara lain, kematian anak akibat diare, buang air besar sembarangan karena tidak memiliki jamban pribadi, dan masih terbatasnya ketersediaan air bersih.
Perilaku masyarakat memengaruhi keberlanjutan sistem sanitasi. Karena itulah, pendekatan sanitasi berbasis masyarakat merupakan hal penting untuk menciptakan sebuah rantai nilai (value chain) yang baru. Pendekatan ini melibatkan berbagai aspek pengetahuan, teknologi, dan budaya dalam sanitasi untuk mendorong nilai tersebut.
Membahas hal tersebut, Loka Penelitian Teknologi Bersih Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LPTB LIPI) bekerja sama dengan Research Institute for Humanity and Nature Japan (RIHN) akan menggelar Online International Symposium on Sanitation Value Chain 2020 pada 9-10 Desember 2020. Beragam topik yang akan dibahas antara lain: humanity and sanitation, kesehatan masyarakat dan analisa resiko, model bisnis sanitasi, dan resources recovery and reuse in sanitation.
Kepala LPTB LIPI, Ajeng Arum Sari menjelaskan webinar ini menjadi platform berbagi ilmu dan pengetahuan serta pengalaman mengenai rantai nilai sanitasi. “Di sini kita akan bicara bagaimana kita bisa lebih memahami permasalahan sanitasi, cara mengelolanya, dan mendapatkan manfaat dari pengelolaan sanitasi tersebut,” ungkapnya saat diwawancara pada Selasa (2/12).
Tiga pembicara yang akan mengisi simposium adalah Saburo Matsui dari Kyoto University Jepang, Eeva-Liisa Viskari dari Tampere University Finlandia, dan Gun Gun Saptari Hidayat dari Perusahaan Daerah Kebersihan Kota Bandung. “Ketiga pembicara ini merupakan para ahli di bidang sanitasi dan telah berkontribusi dalam bidag tersebut. Dalam symposium ini, mereka akan memberikan ilmu dan pengalaman berharga terkait sanitasi,” tutur Ajeng.
Selain paparan dari pembicara, ada pula kesempatan bagi penyaji untuk mendiskuskan ide-ide mereka. Nantinya, Extended abstract para penyaji akan diterbitkan di supplement Santiation Value Chain Journal. Ada pula penghargaan bagi penyaji terbaik dan poster terbaik. Ajeng berharap diskusi dan perturakan informasi pada ajang ini akan berlangsung secara komprehensif. “Diharapkan ilmu terkait sains dan teknologi sanitasi yang diperoleh pada simposium dapat diimplementasikan di masyarakat melalui kolaborasi antara peneliti dengan pemerintah, LSM, akademisi, dan masyarakat,” tandasnya.
Sumber : http://lipi.go.id/siaranpress/simposium-international-bahas-masalah-sanitasi-di-indonesia/22274