• Skip to main content
  • Skip to primary sidebar

Kesling Kit

Stunting Pada Anak Balita Dalam Era Pandemi Covid-19

25 Januari 2022 by wp_user

KETIKUNPAD – Sebelum terjadinya pandemi Covid-19, Pemerintah Indonesia fokus pada penurunan angka stunting melalui dua intervensi tersebut. Usaha ini tidak mudah karena penyebab stunting yang  bersifat multidimensi, sehingga penanganannya pun membutuhkan kerja sama lintas sektor. 

Kini dengan adanya pandemi Covid-19 menurut Noormarina Indraswari dari Departemen IKM Universitas Padjadjaran menyatakan bahwa pandemi menyebabkan lebih banyak sumber daya kesehatan yang dikerahkan untuk menangani penyakit ini. Hal ini dapat menyebabkan agenda kesehatan lain kurang mendapat perhatian. Salah satu agenda kesehatan yang menjadi target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 adalah penanggulangan stunting. 

Noormarina menjelaskan pengertian Stunting atau kerdil adalah keadaan dimana anak balita memiliki panjang atau tinggi badan yang kurang jika dibandingkan dengan umur. Hal tersebut dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Bahkan faktor penyebab stunting bersifat multidimensi, tidak hanya disebabkan oleh satu faktor saja. Noormarina menjelaskan selain buruknya gizi yang didapatkan oleh ibu hamil dan balita, faktor lain penyebab stunting adalah praktik pengasuhan yang kurang baik, terbatasnya pelayanan kesehatan pada ibu selama masa kehamilan dan setelah melahirkan, kurangnya akses ke makanan bergizi, dan kurangnya akses ke air bersih dan sanitasi. 

Dengan begitu, Noormarina mengkhawatirkan dampak stunting pada balita. Seperti tingkat kecerdasan yang tidak maksimal, lebih rentan terkena penyakit, bahkan di masa depan berisiko menjadi kurang produktif. Bahkan pada skenario terburuk, Noormarina menuturkan stunting dikhawatirkan menjadi penghambat pertumbuhan ekonomi serta meningkatkan kemiskinan dan ketimpangan. Penanggulangan stunting di Indonesia dibagi ke dalam intervensi gizi spesifik dan sensitif. Intervensi spesifik dilakukan oleh sektor kesehatan pada 1000 hari pertama kehidupan, yaitu pada masa kehamilan sampai dengan anak berusia dua tahun. Sedangkan intevensi sensitif dilakukan oleh sektor non-kesehatan

Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar 2018, angka stunting di Indonesia adalah 30,8%, yang berarti 1 dari 3 anak balita di Indonesia menderita stunting. Pemerintah Indonesia menargetkan angka stunting turun menjadi 14% pada tahun 2024. Target ini akan semakin sulit dicapai mengingat sumber daya kesehatan saat ini sedang difokuskan untuk penanganan pandemi Covid-19. 

Noormarina menegaskan bahwa Stunting memiliki dampak yang signifikan terhadap kehidupan anak dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Oleh karena itu, Noormarina memberikan saran mengenai tindakan pencegahan dan penanggulangan stunting tetap harus diperhatikan dalam era pandemi ini. Di Indonesia, pada saat ini diperkirakan terdapat dua juta anak balita menderita gizi buruk dan lima juta anak balita menderita stunting. 

Dengan kadaan ini Noormarina menilai dapat diperburuk dengan adanya pandemi Covid-19. Jika tidak ada tindakan cepat yang dilakukan, UNICEF memperkirakan kekurangan gizi pada balita secara global akan naik sebanyak 15% karena Covid-19. Bagi Noormarina hal ini berarti bahwa  terdapat risiko peningkatan jumlah anak balita kurus, hal tersebut dilihat dari berat badan rendah jika dibandingkan tinggi badan. Selanjutnya Noormarina menjelaskan jika keadaan ini dibiarkan, angka stunting  akan meningkat karena anak yang kurus cenderung lebih mudah menderita stunting. Meskipun belum terdapat angka pasti mengenai peningkatan masalah gizi anak akibat Covid-19, tindakan yang tepat perlu segera dirumuskan agar permasalahan gizi anak di Indonesia tidak semakin buruk 

Menurut Noormarina penanggulangan masalah stunting tidak mudah dilakukan karena faktor penyebab stunting yang bersifat multidimensi. Hal ini diperberat dengan adanya pandemi Covid-19 yang membuat sumber daya kesehatan difokuskan untuk penanganan pandemi. Oleh karena Noormarina menuturkan masalah stunting berkaitan dengan masa depan anak bangsa, program penanggulangan stunting dalam era pandemi tetap harus berjalan dengan optimal. Kerja sama berbagai pihak terkait dibutuhkan agar program ini tetap berjalan lancar, sehingga angka stunting dapat diturunkan. 

Sumber : https://ketik.unpad.ac.id/posts/1807/stunting-pada-anak-balita-dalam-era-pandemi-covid-19

Filed Under: Tak Berkategori

Primary Sidebar

Pos-pos Terbaru

  • JAGA KEBERSIHAN MESJID UNTUK MENCEGAH PENULARAN COVID-19
  • Analisis Kualitatif Penerapan Higiene dan Sanitasi Penjamah Makanan Pondok Pesantren Al-Izzah Sebelum dan Selama Pandemi COVID-19.
  • Pengembangan media aplikasi promosi kesehatan interaktif berbasis kuis “higiene sanitasi vs covid-19” dan berita up date sebagai bentuk pencegahan virus corona pada remaja Kota Malang / Dewi Khoirun Nikmatus Z.
  • Program sanitasi UNICEF Dukung Provinsi NTT Cegah COVID-19 di 67 Sekolah Dasar di Kota Kupang
  • Kiat Hotel Bintang 5 Jaga Sanitasi Pasca Pandemi

Komentar Terbaru

Tidak ada komentar untuk ditampilkan.