BANDUNG –Sanitasi telah menjadi salah satu isu paling pelik yang seringkali ditemui di kota – kota besar seperti Jakarta dan Bandung. Persoalan buruknya pengelolaan sanitasi berdampak pada kesehatan. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) bekerjasama dengan Research Institute for Humanity and Nature (RIHN) Jepang pada Senin (26/9) lalu melakuakn sosialiasi dan pemasangan instalasi Toilet Pengompos di SDN Babakan Sinyar 210 Kota Bandung, Jawa Barat.
“Toilet Pengompos merupakan salah satu produk unggulan teknologi yang dikembangkan Loka Penelitian Teknologi Bersih LIPI. Proyek ini sudah berjalan beberapa tahun dan tidak hanya menghasilkan teknologi pada skala pilot tetapi juga menelurkan publikasi internasional, paten, hingga pendanaan penelitian,” jelas Kepala Loka Penelitian Teknologi Bersih (LPTB) LIPI, Ajeng Arumsari.
Toilet Pengompos ini dapat mengolah limbah kotoran manusia menjadi pupuk maupun pupuk cair. “Toilet ini sudah didesain sebagai toilet duduk agar arah pembuangan dan kebersihannya dapat terjaga. Sistem pemisah memungkinkan urin dipisahkan dari tinja,” jelas peneliti LPTB LIPI, Neni Sintawardani. Dirinya menjelaskan, pihaknya juga terus mengamati perubahan persepsi siswa pada kualitas sanitasi serta pola pengumpulan urin oleh Toilet Pengompos tersebut.
Perwakilan RIHN, Ken Ushijima menjelaskan Toilet Pengompos ini merupakan bagian proyek Sanitation Value Chains dari enam negara termasuk Indonesia. “Proyek internasional ini melibatkan banyak disiplin ilmu seperti ekonomi, teknologi, desain visual, hingga kemanusiaan. Termasuk menciptakan nilai dari kegiatan sanitasi,” jelasnya.
Kepala Sekolah SDN Babakan Sinyar 210 Kota Bandung, Memi Sumiati mengaku amat senang sekolah yang dipimpinnya menjadi proyek implementasi Toilet Pengompos pertama pada tingkat sekolah dasar. Dirinya berharap penerapan Toilet Pengompos ini mampu menjadi wahana bagi para guru dan terutama siswa – siswi SDN Babakan Sinyar 210 Kota Bandung untuk memperdalam wawasannya tentang sanitasi. “Penerapan Toilet Pengompos ini juga bisa menjadi ajang penerapan pelatihan karakter agar peduli kepada lingkungan,” pungkasnya.