Sanitasi lingkungan masih menjadi masalah yang cukup serius bagi beberapa daerah di Indonesia. Padahal, kondisi lingkungan yang bersih merupakan salah satu kunci agar tidak merebaknya berbagai jenis penyakit.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendeskripsikan sanitasi lingkungan sebagai usaha untuk selalu menjaga higienitas atau kebersihan. Tujuan sanitasi lingkungan ini adalah mencegah terjadinya penyakit dan masalah kesehatan lain yang berhubungan dengan kondisi lingkungan.
Aspek dasar sanitasi lingkungan
Terdapat dua aspek dasar yang harus diperhatikan dalam sanitasi lingkungan, yaitu:
1. Faktor lingkungan
Faktor ini bisa disebut sebagai kondisi lingkungan yang akan berdampak pada ada atau tidaknya penyakit, misalnya jentik nyamuk. Faktor ini juga memperhatikan soal kemungkinan lingkungan tersebut menjadi agen transmisi penyakit itu sendiri.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalan faktor lingkungan ini adalah:
- Tempat penampungan kotoran manusia
- Penampungan limbah
- Saluran pembuangan limbah rumah tangga maupun sampah yang dapat menjadi agen transmisi penyakit
- Suplai air bersih untuk rumah tangga
- Saluran air bersih itu sendiri
- Kondisi perumahan.
2. Praktik sanitasi
Aspek lain dari sanitasi lingkungan yang tak kalah penting adalah praktik higienitas itu sendiri. Ini merupakan gabungan dari kebersihan pribadi, kebersihan rumah tangga, hingga kebersihan komunitas.
Cara menerapkan sanitasi lingkungan yang baik
Sanitasi lingkungan berangkat dari kebersihan pribadi yang baik. Dalam hal ini, Anda harus menerapkan pola hidup bersih, seperti mencuci tangan dengan sabun setelah ke toilet maupun menggunakan masker ketika sakit agar tidak menularkan virus kepada orang lain.
Di level komunitas atau lingkungan, terdapat beberapa praktek sanitasi yang dapat dilakukan bersama-sama anggota masyarakat lain, misalnya:
- Memperhatikan penempatan septic tank
Menempatkan tempat pembuangan kotoran manusia maupun limbah tidak berdekatan dengan sumber air bersih. Hal ini dilakukan untuk mencegah kontaminasi air bersih dari bakteri berbahaya yang terdapat pada kotoran tersebut.
- Mengolah sampah dengan baik
Untuk sampah padat, usahakan tempat pembuangannya jauh dari jangkauan anak-anak. Pastikan juga sampah dibersihkan secara berkala mengingat tumpukan sampah merupakan ‘area bermain’ dari binatang pengerat maupun lalat yang membawa penyakit.
Setiap rumah harus menyediakan tempat sampahnya sendiri. Bila perlu, masyarakat juga memiliki tong sampah khusus untuk sampah organik yang bisa didaur ulang menjadi pupuk kompos.
- Jangan ada selokan mampet
Selokan yang lancar adalah bagian krusial pada sanitasi lingkungan. Pasalnya, selokan tergenang merupakan tempat ideal bagi nyamuk yang menjadi vektor penyakit demam berdarah, malaria, maupun chikungunya, untuk berkembang biak.
Bila di lingkungan Anda terdapat kuburan, pastikan kuburan tersebut juga dijaga kebersihannya. Area kuburan ini biasanya berhubungan dengan tradisi maupun kebiasaan di tengah masyarakat sehingga pengelolaannya bisa disesuaikan dengan kesepakatan adat maupun aturan pemerintah setempat.
Baca Juga
Manfaat sanitasi lingkungan yang baik
Sanitasi yang buruk seringkali dihubungkan dengan munculnya penyakit, seperti diare dan demam berdarah. Namun, memiliki sanitasi lingkungan yang baik juga akan membawa manfaat lain, seperti:
- Mengurangi risiko manusia terkena penyakit yang disebabkan cacing maupun trakoma
- Mengurangi tingkat keparahan maupun dampak terjadinya malnutrisi
- Meningkatkan keamanan dan kenyamanan bagi masyarakat sekitar
- Meningkatkan kemungkinan terdapatnya sumber air maupun energi terbarukan.
Untuk mewujudkan sanitasi lingkungan yang baik, tidak jarang masyarakat harus merogoh koceknya sendiri, misalnya menyediakan tempat sampah yang layak. Namun, investasi ini terbukti menghasilkan kehidupan yang lebih produktif, warga yang tidak sakit-sakitan, serta menurunkan risiko terjadinya kematian di usia muda.